Freepik |
Kenapa Perlu Melakukan Journalling?
Selain baik untuk kesehatan mentalmu, journalling juga berguna untuk meningkatkan produktivitas dan kreativitasmu. 2 komoditas penting buat blogger.Ya nggak?
Setidaknya ada 5 manfaat melakukan journalling yang bisa kamu dapatkan:
1. Jurnal Membantu Untuk Menghubungkan Kamu Dengan Nilai-Nilai Pentingmu, Emosi Dan Tujuan-Tujuanmu.
Dengan melakukan journalling tentang apa yang kamu percayai, kenapa, bagaimana perasaanmu dan apa mimpi-mimpimu, kamu bisa lebih paham hubungan aspek-aspek ini dengan lebih baik.Misalnya nih, kamu kerja di tempat dan pekerjaan yang kamu nggak suka. Akan lebih mudah untuk mengabaikan apa yang kamu rasakan dan bekerja dengan ‘normal’. Toh orang lain juga melakukan hal yang sama dan mereka nggak ngeluh kok.
Namun, dengan menuliskan bahwa kamu nggak suka kerjaanmu, merasa seolah pekerjaan itu merampok kebahagiaanmu dan rasa-rasanya, tidak ada masa depan untukmu di pekerjaan tersebut, akan membantumu memahami apa yang terjadi di dalam dirimu.
2. Jurnal Meningkatkan Kejelasan Mental Dan Fokus.
Satu hal yang bisa sebuah jurnal lakukan untukmu adalah, ‘merapikan’ kekacauan mentalmu.Anggap saja kamu baru saja pontang-panting menyelesaikan beberapa tugas dengan deadline yang tidak terlalu manusiawi plus drama yang menyertainya, cukup untuk membuatmu merasa hampir meledak.
Namun, ketika kamu mulai menuliskannya ke dalam jurnal, tampak mulai muncul titik terang di sana. Misalnya, tugas apa yang bisa dikerjakan besok, mana yang bisa didelegasikan, dan sebagainya.
Hasilnya, kamu bisa lebih fokus dan memahami tugas-tugasmu, dan keterampilan ini sangat penting untuk dimiliki.
3. Jurnal Dapat Memperkaya Ide Dan Pemahamanmu
Dampak positif dari journalling adalah meningkatkan kejelasan mentalmu, kamu jadi lebih terbuka pada ide-ide yang mungkin kamu lewatkan sebelumnya. Karena saat menulis, kamu sebenarnya sedang melakukan dialog dengan dirimu sendiri.Saat mulai menulis jurnal, beberapa ide dapat muncul saat membaca tulisanmu itu. Pola-pola perilakumu saat menghadapi masalah, kebiasaan-kebiasaanmu, ketakutan-ketakutanmu, dan lainnya.
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat terjawab melalui refleksi diri tapi hanya bisa kamu temukan jawabannya dengan menuliskannya.
4. Jurnal Mencatat Perkembanganmu
Hidup berjalan dan terkadang berjalan terlalu cepat. Kadang, kita tidak sempat untuk berhenti sejenak dan melihat sekeliling atas apa yang sedang kita alami. Suatu hari nanti, kamu akan merasa, eh tahu-tahu sudah di sini.Menulis jurnal memungkinkan kamu melihat bagaimana kamu sudah berubah sejalan dengan waktu, sehingga kamu bisa melihat apa yang kamu lakukan dengan benar dan kesalahan-kesalahan dalam melangkah.
5. Jurnal Memfasilitasi Perkembangan Diri
Hal terbaik dari menulis jurnal adalah nggak peduli apa pun yang kamu tuliskan, kamu pasti berkembang. Kamu nggak bisa membuka halaman lama dan berkata dengan penuh rasa malu, ”Ih, bego!”Alih-alih, kamu akan berkata, ”Aku nggak akan melakukan kesalahan itu lagi.”
Memulai Bullet Journal
Ada beberapa cara untuk melakukan journalling, dari sesederhana menulis bebas (freewriting) tentang apa pun yang kamu rasakan, hingga yang cukup populer saat ini yaitu Bullet Journalling.Saya pertama kali mengenal Bullet Journal dari salah seorang narablog yang kebetulan sama-sama bergabung di sebuah komunitas blogger. Dari situ, saya coba mencari informasi lebih lanjut tentang Bullet Journal dari web aslinya, dan ternyata menarik juga.
Bullet Journal Method |
Menata Isi Bullet Journal
Tahun lalu, saya pernah mencoba melakukan Bullet Journal dan gagal karena satu hal, saya terlalu fokus dengan desain jurnal saya. Alih-alih sederhana, yang ada malah jadi ruwet sendiri.Belajar dari pengalaman itu, saya memilih untuk menggunakan Bullet Journal kali ini dengan mengadopsi gaya dari Ryder Carroll, si kreator metode ini, alih-alih meniru gaya si anu dan si inu yang sangat artsy di Instagram maupun Pinterest.
Untuk isi Bullet Journal saya pun, saya nggak mau terlalu banyak pernak-pernik ataupun konten-konten yang lebih cenderung menyiksa diri saya daripada memudahkannya. Hanya ada hal-hal dasar yang diajarkan sama si Carroll yaitu:
1. Key
Key adalah symbol yang nantinya akan sering kamu pakai saat melakukan Bullet Journalling. Kamu bisa membuat simbol untukmu sendiri, tapi kalau basic simbol untuk Bullet Journalling ada 5 simbol.Sheena Of The Journal |
2. Index
Tiny Ray of Sunshine |
Index ini letaknya ada di halaman depan jurnalmu dan berfungsi sebagai daftar isi jurnalmu, supaya kamu tidak kesulitan dalam mencari konten yang kamu perlukan.
3. Future Log
Tiny Ray of Sunshine |
Future Log ini fungsinya untuk mencatat tanggal-tanggal penting di bulan-bulan mendatang. Jadi kamu punya gambaran, apa yang akan terjadi 2-3 bulan ke depan dan apa yang perlu kamu siapkan.
4. Monthly Log
Tiny Ray of Sunshine |
Monthly Log ini terdiri dari 2 halaman: halaman kalender dan halaman tugas. Fungsi dari Monthly Log adalah agar kamu punya gambaran, apa saja yang kamu perlu kerjakan bulan ini dan juga menentukan skala prioritas.
5. Daily Log
Tiny Ray of Sunshine |
Daily Log fungsinya sebagai catatan harian, mulai dari menyusun perencanaan hingga mencatat hasil dan masalah-masalah yang muncul saat pengerjaan tugas. Bisa juga untuk mencatat pelajaran-pelajaran penting selama pengerjaan tugas.
Alat-Alat Untuk Bullet Journalling
Pada dasarnya, untuk memulai Bullet Journalling, kamu cukup dengan buku dan bolpoin. Ya, bisa juga ditambahkan penggaris, supaya kalau menggambar garis, jadinya lurus, nggak mlethat-mlethot.Untuk buku ini, memang tidak harus menggunakan buku dotted, buku biasa pun bisa. Cuma kebetulan, kemarin waktu jalan-jalan di sebuah marketplace kok ya saya nemu satu dotted journal dari sebuah brand yang cukup familiar.
![]() |
Dotted journal yang saya temuin di marketplace |
Singkat cerita, saya pun menggunakan dotted journal ini untuk Bullet Journalling saya.
Terakhir, setelah kamu siap dengan Bullet Journal-mu, tentukan waktu yang pas untuk melakukan journalling. Bisa pagi sebelum beraktivitas, atau malam sebelum tidur.
Kesimpulan
Mumpung di awal tahun, nggak ada salahnya memulai sesuatu yang baru seperti journalling, salah satunya dengan metode Bullet Journalling ini.Dan, satu hal penting yang saya pelajari dari melakukan Bullet Journalling adalah, jangan mulai dengan mencari apa itu Bullet Journal di Instagram atau Pinterest bukannya segera mulai, yang ada malah keburu pingsan dengan segala pernak-perniknya.
Yang penting mulai saja dulu, tidak sempurna tidak apa-apa. Kan satu-satunya orang yang melihat isi jurnalmu adalah kamu sendiri (kecuali kalau kamu mau share di medsos).
Menurutmu, ada nggak metode journalling selain Bullet Journal yang pernah kamu coba? Punya pengalaman melakukan journalling? Share yuk.
Yang penting mulai saja dulu, tidak sempurna tidak apa-apa. Kan satu-satunya orang yang melihat isi jurnalmu adalah kamu sendiri (kecuali kalau kamu mau share di medsos).
Menurutmu, ada nggak metode journalling selain Bullet Journal yang pernah kamu coba? Punya pengalaman melakukan journalling? Share yuk.
haha sama mas aku pun selalu terlalu fokus sama design. soalnya pengen punya journal yang artsy juga gtu 🤣 eh tapi malah nggak jadi-jadi dan pusing sendiri. karena emang basic nya aku simple jadi nggak bisa yang aneh-aneh hehe
ReplyDeleteThat's why, kali ini aku back to basic aja lah. Kebanyakan pernak-pernik malah pingsan duluan.
DeleteKakak deamerina, sini Mila bantu, hehe. Kebetulan bidangnya di sunia desain grafis.
DeleteTulisan ini keren banget. bener banget kak, Jurnal agenda itu penting banget. Supaya lebih menarik memang ada desainnya ya.
Iya mbak Milah, tapi yang penting fungsinya juga. Tapi mungkin boleh nih di-outsource-kan ke mbak Milah buat bikin desainnya, hahahaha.
DeleteWah boleh juga nih kalau dibuatin sama mbak Mila, desainnya ada contohnya gak mbak?
DeleteBoleh sangat mbak, saya izin kirim pesan di emailnya ya.
DeleteBullet journal emang paling gampang dan mudah dilakukan, jadi gausah nunggu dihias-hias dulu wkwk. Paling ampuh juga sih buat nata jadwal
ReplyDeleteHarusnya sih begitu, tapi ada sisi 'artistik' yang meronta-ronta mau ini-itu padahal nggak esensial.
Deletesetelah membaca ini, saya jadi pengen beli dotted journal... untuk menambah koleksi jurnal yg msh pada kosong.... eh
ReplyDeleteNah, ini baru nih...journal collector, hahaha. Gpp mbak, siapa tau nanti di masa depan, jurnal-jurnal itu jadi barang antique yang mahal harganya....ya siapa tau sih.
Deleteaku dulu pake bullet journal yang didesain sendiri, yang artsy gitu, tapi lama-lama capek sendiri harus bikin terus tiap bulan, akhirnya memutuskan pake planner aja, yang udah ada template untuk bulanan dan mingguannya, jadi tinggal diisi, lebih praktis dan lebih efisien
ReplyDeleteYa balik ke preferensi pribadi sih, kalau saya pakai yang udah template trus mendadak ga ngisi itu jadi merasa berdosa 😅
DeleteMasuk banget nih untuk menguatkan blog plan di tahun 2022. kayanya akan lebih apdol rencana-rencana di tahun ini dengan adanya bullet journalling. Bikin yang simple aja dulu kali ya, yang penting eksekusinya
ReplyDeleteBener mas Yonal, yang penting fungsi dulu...looks mah tar ajah.
DeleteKayaknya menarik untuk dicoba. Biar plan hidup gak ngasal, dibayangin doang.
ReplyDeleteSpill dong mas, toko di marketplace yang dimaksud. Tertarik nih. 😅
Bisa diklik di teks marketplace yang saya warnain itu mas.
DeleteSejak tahun kemarin udah journaling sih dan hidu jd lebih teratur
ReplyDeleteSyukurlah, glad to know it.
DeleteSejak lama saya tertarik buat bikin bullet journaling. Sempet beli buku yg udah ada templatenya smpe coba hias sendiri dan ga tau kenapa suka berhenti di tengah jalan haha. Saya orangnya suka moody-an dan belum bisa konsisten huhu.
ReplyDeleteDan saya setuju banget nih kalo rutin menulis di bullet journaling banyak manfaatnya buat pengembangan diri. Makasih udah ngingetin saya lagi buat mulai bikin journaling lagi.
Saya juga bukan orang yang konsisten journalling mbak, sempet coba dan hanya berjalan 2 minggu. Tapi ga apa-apa, dicoba lagi aja. Turunin ekspektasinya biar tetep fun tanpa harus merasa bersalah kalau ada kalanya absen journalling.
DeleteSaya sudah 4 tahun terakhir menggunakan bullet journal, kebetulan saya juga suka menulis, sehingga nggak keberatan untuk menjurnal kegiatan saya. Di awal saya nggak peduli sama desain, makin kesini malah makin suka kalau desainnya bagus hahaha karena selain rapih, juga eye pleasing XD
ReplyDeleteAwalnya cuma coba-coba, eh sekarang malah setia sama bullet journal karena memang membantu untuk membuat pikiran saya lebih terfokus. Semangat terus ya kak nge-journallnya!
Wow, baiklah...saya jadi makin semangat nih buat ngejurnal.
DeletePenting banget ternyata membuat bullet jurnal seperti ini. Kita jadi bisa introspeksi, evaluasi dan punya rencana ke depan apa saja yang harus segera dikerjakan berdasarkan skal prioritas. Ya gak sih? Jadinya lebih terarah dan berkonsep ya..
ReplyDeleteIya mbak, sesuai filosofinya: track your past, order your present & plan your future.
DeleteBelum pernah melakukan bullet journal selama ini, entahlah. Pernah sih terpikirkan untuk melakukannya, tapi saat akan memulainya kok agak ragu dengan yang akan diatur sendiri nantinya. Padahal buat saya sendiri yaa.. Ingin rasanya mencobanya lagi :(
ReplyDeleteAyo mas, sama-sama coba lagi..nggak perlu pasang ekspektasi yang menjulang di awal, yang penting mulai dulu aja.
DeleteMungkin selama ini saya belum tahu namanya bullet journalling atau apa lah istilahnya. Tapi saya juga punya semacam jurnal/agenda yang masih ditulis tangan dalam buku. Manfaat paling kerasa memang kita jadi terarah mau ngapain saja hari ini esok dan seterusnya. Dan biasanya juga mempermudah untuk evaluasi bulanan.
ReplyDeleteBetul mas, juga bisa tracking catatan-catatan terdahulu. Dan kalau pengalaman saya sih, kalau udah dicatet itu agak sulit lupanya jadinya.
Deletekeren banget. Jujur saja saya baru tahu apa itu bullet journaling. Penjelasannya sangat menarik
ReplyDeleteTerima kasih apresiasinya Mas, selamat mencoba ya.
DeleteWaahhh sepertinya saya juga tertarik pengen melakukan journalling agar bisa mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang sudah saya lakukan setiap hari
ReplyDeleteAyo dicoba aja dulu mbak & see what will happen after that.
DeleteWah sepertinya menarik ya teknik bullet journaling ini. Saya pernah ingin konsisten menulis di buku agenda gitu mengenai task2 yang akan dilakuin. Tapi bingung gimana memulainnya dan nata agar konsistenya. Salah2 ada task yang numpuk atau kelewat. Hehe.
ReplyDeleteDicoba aja mas dengan metode BuJo ini. Keep it simple aja dulu, sambil nyari-nyari pakem yang pas buat kita sendiri.
DeleteBerhubung 'kegiatan'ku sehari-hari corat oret,
ReplyDeletesepertinya setelah tahu bentuk desain awal bullet journal aku akan coba bikin
Aku punya journal yang berhubungan dengan diet - kegiatan olga - dan udah rapi banget. Sayang, yaaah tidak konsisten itu lagi ujungnya, jadi udah cape cape ngejar di 3 bulan awal akhirnya bubar jalan
Yuk dicoba mbak, keep it as simple as possible tapi ya. Dan, di awal-awal, better nggak perlu pasang ekspektasi tinggi-tinggi dulu deh. Yang penting dicoba dulu sambil fine tuning, pakem yang pas buat kita.
DeleteAku pikir doable tuh apa yaa..?
ReplyDeleteHihi..bener-bener, dengan journalling, kita bisa menuliskan dan mendoakan apa yang ingin dicapai. Akupun sudah siap journalling sejak akhir Desember dan menata ulang meja kerja akan semakin nyaman untuk menulis.
Banyak harapan dan doa yang semoga segala usaha ini berpusara pada goals yang ingin dicapai.
Aamiin~
Semangat mengumpulkan ide di bullet journalling.
Semoga 2022 menjadi tahun penuh berkah untuk kita semua.
Doable = do + able
DeleteNiatnya sih diartikan, bisa dilakukan hehehe...malah mbingungi ya? Wkwkwkwk... .
Semoga doa dan asa di 2022 tercapai ya Mbak Lend.
Boleh dicoba nih biar bisa buat plan kedepan,, harus diimbangi konsisten supaya ga sia² buat plannya.
ReplyDeleteSelamat mencoba Mas. Semoga konsisten & berdampak ya journallingnya.
DeleteKalau ngeBuJo belum tapi kalau journaling bebas alhamdulillah udah lama. Sekarang ditambah sekalian scripting juga. Jadi makin komplit kaya gado-gado buku jurnalku. Tapi sofar masih berbekal desain pake corat coret gambar ala kadarnya. Pengen beli printilan kaya journal2 di pinterest itu soalnya cantik2 hasilnya
ReplyDeleteIya, kalo udah jadi memang looks good. Cuma buat saya itu terlalu takes time sih. Hehehehe... .
DeleteMasalah preferensi aja.
Iya, banyak yang menyarankan membuat bujo biar hidup lebih fokus gitu
ReplyDeleteKLO aq pribadi sih belum pernah buat biji
Tiap hari palingan nulis to do list dan jurnal syukur saja buat refleksi
Maybe next mau nyoba ngebujo ah
Terima kasih inspirasinya ya kak
Semoga bermanfaat mbak.
DeleteAku dulu sempat mau bikin bullet journaling dan ya, persis yang seperti mas prim bilang, justru mau fingsan karena kayaknya kok ribet dan mihil sekali pernak-perniknya.
ReplyDeleteAku komen pakai hape jadi gambar-gambarnya gak begitu kelihatan, tapi tertarik banget dengan pencatatan daily log dan monthly log-nya. Asli, sebetulnya IRT kayak aku nih butuh journaling supaya lebih teratur hidupnya
Iya mbak, saya juga pernah mbatik bikin BuJo yang artsy...ujung-ujungnya nggak kepake, udah lelah duluan soalnya.
DeleteMonggo dicoba Mbak, semoga dengan BuJo bisa membantu hidup lebih tertata.
Mas Prima, artikelnya menarik banget, cocok buat saya yang suka mencatat di agenda. Cuman saya pake gaya bebas, nulis dan gambar sesukanya pakai pulpen warna warni. Plus tempel sticker biar nggak bosen.
ReplyDeleteBullet journal sepertinya bikin lebih tertata ya?
Dengan BuJo pun sebenarnya bisa kalau mau diwarna-warni mbak, itu kembali ke preferensi masing-masing. It just didn't work well for me. Jadi cari yang simple-simple aja kalau saya sih.
DeleteApakah bullet journal ini sama seperti agenda? Atau isinya lebih oribady seperti buku diary? Aq baru saja beli buku notes yang isinya kolom2 tanggal. Tapi dibelakangnya ada halaman kosong yang bisa ditulisi. Itu samakah dengan bullet journal?
ReplyDeleteMore or less sama sih mbak. Hanya saja dengan BuJo itu kita fully customize template kita sesuai dengan kebutuhan kita.
DeletePlus-minus. Plusnya, kita bisa semau kita bikin template planner/log yang sesuai dengan kita. Minusnya ya, takes time a little bit.
Sebenarnya BuJo itu lebih ke metodenya sih. Boleh cek di halaman Freebies untuk download brief guidance tentang BuJo mbak.
Entah kenapa suka sama tulisan abang satu ini. Hehe.. anyway jurnal yang simple jadi bikin nggak tahan orang buat ngisi dibanding yang banyak gambarnya. Kebanyakan gambar malah orang bingung isi dimana karena nggak ada tempat.. 😁
ReplyDeleteTerima kasih apresiasinya, glad to know it.
DeleteSebenernya simple nggak simple itu masalah selera sih. Yang simple buat saya, bisa jadi malah boring buat orang lain. Sebaliknya, yang ribet buat saya, eh malah works well buat orang lain.
Ya intinya, sesuaikan dengan kondisi dan preferensi masing-masing aja sih kalau saya.
Jujurly, pengen banget belajar bikin bullet journal. Karena circle aku sendiri orang-orangnya punya hobi itu. Jadi makin tertarik. Ditambah lagi sama adanya buku tentang bullet journal dan jadi buku yang sering diekomendasikan juga. Makin penasaran pengen coba
ReplyDeleteAyo dicoba mbak. Siapa tau bisa helpful.
Deletesaya baru tahu istilah bullet journaling ini, mungkin dapat membantu saya untuk blogging, terima kasih mas prim...
ReplyDeleteBisa banget mas, seperti bikin editorial calendar s.d content planning. Semoga informasinya bermanfaat ya.
DeleteAdanya journalling semacam itu akan mematahkan stigma yang negatif tentang kehidupan, yaitu: hidup seperti air yang mengalir, hehe...
ReplyDeleteHidup memang mengalir seperti air mas Rizky, mengalir dari dataran tinggi, melewati daerah-daerah yang lebih rendah sambil memberi manfaat, hingga berakhir di laut dan bersiap untuk berubah menjadi awan dan mengulang kembali siklusnya.
DeleteJadi inget kebiasaan jaman doeloe nulis apapun di jurnal. tapi jurnalnya kaya notes kecil gitu sih yang harganya 5rebuan.
ReplyDeleteSekarang malah ninggalin aktifitas itu dan beralih nulis di notes hape.
tapi emang balik ke masing2 sih ya nyamannya gimana.
dan yaa..menarik sekali tulisanmu tentang bullet journaling ini, hehe
btw makasih yaa sharingnya :D
Terima kasih apresiasinya Mbak. Semoga bermanfaat dan membantu untuk mulai lagi journallingnya ya.
DeleteLagi nyari-nyari metode jurnal apa yang cocok dan efektif digunakan oleh diriku, eh terus nemu artikel ini. Menarik banget! Makasih sharingnyaa mau kucobaa :D
ReplyDeleteSelamat mencoba Mbak. Semoga membantu.
DeleteMembuat jurnal memamg bisa dijadikan semacam evaluasi aktivitas dan pencapaian kecil sehari-hari. Saya kalau lihat jurnal orang di instagram sama pinterest bagus-bagus banget dan estetik. Pengin tiru tapi malah jadi wagu karena dasarnya orangnya gak estetik, haha. Emang paling gampang yang basic dan hitam putih
ReplyDeleteHahaha...kembali ke preferensi masing-masing mbak, mau artsy apa fungsi. Saya pernah artsy, dan pengen pingsan njalanninnya. Akhirnya kelemprakan dah tuh buku.
DeleteSaya sampai sekarang nggak bisa konsisten ngisi jurnal. Udah buat versi cetak yang baguspun, cuma di awal aja semangat ngisi. Emang butuh niat kuat dan juga konsistensi tinggi biar jurnalnya rapi
ReplyDeleteHmm...I don't think so. Mungkin set up ekspektasinya ketinggian mbak, jadinya agak berat untuk konsisten. Take it easy aja.
DeleteKebetulan bgt, salah satu kebiasaan yg mau terapi di thn 2022 ini adl membuat jurnal ttg to do list dan target2 yg mau aku capai. Bullet journalling ini sepertinya menarik jg utk dicoba nih.
ReplyDeleteSelamat mencoba Mbak. Semoga BuJo-nya membantu ya.
DeleteSaya gak bakat buat jurnal ginian bisa nya hanya nulis di blog semangat nya pun nulis di blog, dulu pas sekolah pernah bikin tapi bingung mau di isi apa
ReplyDeleteSebenarnya ini helpful sih Mas, tapi ya memang kembali ke preferensi masing-masing sih. What works for me may not works for other.
DeletePernah lihat teman pamer bullet jurnalnya, banyak gambar-gambar, dikasih sticke tempel lucu-lucu. Bagus banget deh...
ReplyDeleteAku kalo bikin, kalik jadi ngulik pernak-perniknya nih...
Hahaha..waduh kalau saya mah fungsi dulu aja deh Bu.
DeleteHwaaa asyik bangett, aku kangen. lama ngga ngejournalling. Huhu.. kelemahanku tuh ngga konsisten. jadi buku jurnal tuh numpuk bangett tapi ngga pernah sampai penuh akhirnya
ReplyDeleteTake it easy mbak, memang journalling perlu konsisten...asal inget aja esensinya ngejurnal apa, it's just a tool. Yang penting kan dampaknya 😁
DeletePenting banget nih bikin journalling. Pernah bikin tapi bentuknya nggak rapi. Eh besoknya malas ngecek lagi. Komitmen yang kurang bikin gagal melihat lagi journalling. Hehe.. makasih kak artikelnya bermanfaat. Membikin semangat lagi buat bikin journalling
ReplyDeleteSelamat journalling lagi kak.
DeleteSaya journaling manual, pakai tulisan tangan di buku agenda sendiri di rumah. Tapi sudah hampir sebulan gak journaling karena sibuk dengan buku. Wah, senangnya ada tambahan informasi bahwa journaling bisa menghubungkan kita dengan tujuan dan mimpi.
ReplyDeleteSemoga bermanfaat dan yuk dilanjut journallingnya mbak.
DeleteJurnal memang sangat membantu dalam hal pencatatan ya. Saya masih pakai manual mas. Soalnya masih mengandalkan tangan buat lebih mempertajam daya ingat. Sekarang makin banyak cara buat bikin jurnal ya
ReplyDeleteIya mbak, tapi apa pun itu caranya...asalkan efektif ya dilakukan, kalau nggak ya diganti. Nggak perlu terlalu mengimani satu teknik khusus.
DeleteYang penting kan endingnya.
Share opini atau pengalaman kamu tentang topik tulisan ini di sini. Share juga tulisan ini temen-temenmu, jika menurutmu bermanfaat.
&Joy!